“Salah satu cara paling ampuh untuk menguji pertemanan adalah dengan mendaki. Kita bisa melihat bagaimana sebuah perjalanan yang berat dan panjang akan menujukkan keaslian seseorang dan menumbuhkan solidaritas,”

Wejangan ini saya terima dari seorang kawan ketika kami tengah duduk menatap bintang di depan mulut gua Saripah, salah satu lokasi pendakian di kabupaten Maros. Suara kawan saya itu menggema sampai ke sudut-sudut gua, sampai ke sudut-sudut hati saya.
Mendaki, secara harfiah, memang memerlukan ketahanan fisik dan mental. Mulai dari berjalan kaki puluhan kilometer dengan jalur yang terus menanjak sambil memanggul carrier yang berat, menyeberangi sungai yang dalam dan berarus deras, menghindari serangan binatang dan tumbuhan berbahaya, menghadapi perubahan suhu dan cuaca, sampai kepada perubahan keyakinan apakah akan terus jalan, singgah, atau justru berbalik arah.
Bertahun kemudian, saya memahami bahwa mendaki tidak selalu harus di gunung. Mendaki bisa menjadi kiasan untuk sebuah perjuangan mencapai sesuatu. Terlebih jika itu adalah sebuah tujuan besar dan mulia.
Sejak dinobatkan sebagai salah satu pemenang 99 Top Inovasi Nasional oleh KemenPAN RI, program Dongkel With Mobile Library terus bergerak mengantarkan dongeng dan buku hingga ke pelosok kota Makassar. Semangat positif terus memenuhi atmosfer Dongkel Perpusling setiap hari.
Awal Mula Dongeng Keliling

Layanan Dongkel awal mulanya bernama Dongeng Keliling Bersama Perpustakaan Keliling dimulai pada tanggal 19 Januari 2016 yang berkunjung ke SDN Komplek Pemda dengan pendongeng Ambo Upe dan TK Aisyiyah Maricaya dengan pendongeng Kak Heru. Alur kunjungan dimulai dengan sistem persuratan manual dari Badan Arsip dan Perpustakaan Kota Makassar ke sekolah yang akan dikunjungi. Seiring perkembangan jaman, di tahun 2017 dilakukan perubahan dengan mengandalkan media sosial seperti Facebook dan WhatApps.
Melalui Grup WA yang merupakan sarana komunikasi utama_selain akun facebook_gelombang semangat itu terkirim setiap hari. Selain membahas jadwal pelayanan dan koordinasi antar anggota tim, grup ini juga merupakan ‘ruang pertemuan’. Dari sekedar saling menyapa mengawali pagi, berbagi kisah inspiratif atau bacaan yang konstruktif dan informasi menarik, ruang ini juga menjadi tempat berbalas pantun, puisi, atau sekedar bergurau satu sama lain.
Pada hari Rabu (7/06/2017), ruang pertemuan kami itu kembali riuh. Semangat dan do’a dikirim untuk Kak Heru, Kak Rahmah, Kak Mangga, dan saya yang ditugaskan untuk mewakili 23 teman-teman pendongeng dalam rangka menunjukkan performa kami di lapangan kepada Tim Verifikasi Independen dari KemenPAN RI. Disaksikan ratusan anak di SD Kompleks Sudirman dan Panti Asuhan Bustanul Islamiyah, bergantian kami menuturkan kisah-kisah Islami dan cerita rakyat . Penilaian ini adalah “pendakian” menuju 40 Top Inovasi Layanan Publik Nasional. Ditambah penampilan Peter King, pendongeng cilik peraih juara mendongeng 2017, kami tunjukkan kepada Ibu Professor Margianti dan Ibu Fika Zavieria Amelia selaku tim penilai dari KemenPAN RI betapa dongeng dan buku-buku yang datang bersama perpustakaan keliling adalah sebuah usaha yang akan terus berjalan dan beregenerasi di kota Makassar.
“Terima kasih dongengnya, saya suka lagunya, dan tepuk setengah itu lucu,” ujar Ibu Fika. Kami tertawa dan saling merangkul dengan akrab. Percakapan pun mengalir sambil sesekali memperhatikan anak-anak yang tengah antusias mengambil buku.
Dalam perjalanan pulang, diam-diam saya disergap haru.
Pertama, karena mendapat dua kawan baru hari itu. Ibu Professor dan Ibu Fika adalah pribadi yang hangat dan menyenangkan diajak bicara. Kedua, karena teman-teman pendongeng, tim perpusling dan Dinas Perpustakaan Makassar tidak putus-putusnya mengirimkan do’a dan semangat sebelum kami tampil. Saya kemudian terkenang kembali wejangan kawan pendakian yang dulu sering saya lakukan semasa kuliah. “Pendakian yang tinggi tidak akan terasa berat jika kita bersama teman-teman yang solid.”
Melahirkan Pendongeng Cilik
Tim DongKel With Library saat ini digawangi oleh 20 pendongeng yang berasal dari 2 komunitas dongeng di Makassar. Keduanya adalah Rumah Dongeng (www.rumahdongeng.id) dan Kampung Dongeng Lontara. Para pendongengnya kebanyakan berprofesi sebagai guru TK dan SD, meskipun beberapa diantaranya adalah ibu rumah tangga yang jago mendongeng. Yang menarik dari kegiatan dongeng ini adalah lahirnya beberapa jagoan pendongeng cilik yang merupakan hasil dari Lomba Bercerita tingkat SD se Kota Makassar. Dimulai dari Novi juara tahun 2010, Safira Devi Amorita juara tahun 2011, Rahardi juara tahun 2012 dan sekarang ada Piter King murid kelas 5 SDN Sudirman IV yang merupakan juara lomba bercerita tahun 2017. Piter King sempat membawakan dongeng Lamadukeleng di hadapan tim penilai KemenPAN-RB. Lahirnya bibit bibit ini calon calon pendongeng di masa depan, artinya program Dongeng Keliling akan tetap terus berjalan.

Mungkin tidak salah jika saya berkesimpulan bahwa Dongkel adalah nama lain dari pertemanan. Program ini menyatukan banyak orang dan menjalin rantai panjang pertemanan yang terus tersambung setiap harinya.
Pertemanan kami lahir dari kesamaan dalam mencintai buku, kesamaan dalam bersedia menyisihkan waktu luang dari kesibukan profesi masing-masing untuk mendongeng dan mengantarkan buku-buku, kesamaan dalam keinginan untuk menunjukkan kepada dunia bahwa kami para pecinta dongeng dari Timur Indonesia, tidak pernah berhenti bergerak untuk memajukan literasi dan melestarikan budaya bertutur ini dengan sekuat tenaga yang kami bisa.
Bagaimana pun hasil penilaian dari Tim Verifikasi nantinya, saya percaya Dongkel with Mobile Library telah menang. Menang di hati anak-anak yang kami kunjungi, menang di hati para pengelola sekolah yang terus mengirim permintaan kunjungan, menang di hati kami para penutur kisah dan tim perpustakaan keliling. Kita adalah teman yang selalu bertegur sapa setiap pagi, saling mendoakan dalam hati, saling mendukung di tengah keterbatasan, dan saling memaafkan dalam setiap kekhilafan sepanjang ‘perjalanan dan pendakian’.
Berikut video dongeng Pung Julung Julung oleh Kak Madia:
Dan video dongeng Kak Heru :
Tulisan ini dikutip dari Madia, salah satu pendongeng di DongKel With Library dengan beberapa penambahan dari Admin